Kamis, 16 Januari 2014

Pendidikan untuk Anank Panti


Saya Solehuddin, umur  22 tahun. Saat ini saya sedang melanjutkan kuliah S1di Gunadarma. Saya kuliah jurusan System Informasi (SI). Saat ini saya sudah memasuki semester akhir . Dan di semester akhir ini saya mendapatkan  salah satu mata kuliah  ilmu sosial dasar yang bersifat softskill. Dimana mata kuliah softskill ini tidak setiap minggu bertemu dengan dosen, melainkan 1 bulan sekali bertemu dosen didalam  kelas. Tugas softskill ini mengerjakan  mencari apa yang disuruh dosennya lalu di unggah ke blog kita dan selajutnya link blog tersebut di share ke studentsite gunadarma.
Namun untuk mata kuliah softskill semester berbeda dengan mata kuliah softskill sebelum-belumnya. Hal yang membedakannya adalah dimana tugasnya kita sekelas mengadakan bakti sosial ke panti asuhan.  Untuk kelas 5KA36 mengadakan panti asuhan di daerah  mampang prapatan Jakarta Selatan. Kita mangadakan bakti sosialnya dilakukan dalam 2 shift. Karena tempat yang kita kunjungi untuk melakukan bakti sosial kapasitasnya tidak memungkinkan untuk 1 kelas ikut semua.
Pendidikan Untuk Anak Jalanan atau anak Panti Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan. Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Sehingga menjadi seorang yang terdidik itu sangat penting. Pendidikan pertama kali yang kita dapatkan di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Seorang anak yang disayangi akan menyayangi keluarganya ,sehingga anak akan merasakan bahwa anak dibutuhkan dalam keluarga. Sebab merasa keluarga sebagai sumber kekuatan yang membangunya.Dengan demikian akan timbul suatu situasi yang saling membantu,saling menghargai,yang sangat mendukung perkembangan anak. Di dalam keluarga yang memberi kesempatan maksimum pertumbuhan,dan perkembangan adalah orang tua.Dalam lingkungan keluarga harga diri berkembang karena dihargai,diterima,dicintai,dan dihormati sebagai manusia .Itulah pentingnya mengapa kita menjadi orang yang terdidik di lingkungan keluarga.Orang tua mengajarkan kepada kita mulai sejak kecil untuk menghargai orang lain. Sedangkan di lingkungan sekolah yang menjadi pendidikan yang kedua dan apabila orang tua mempunyai cukup uang maka dapat melanjutkannya ke jenjang yang lebih tinggi dan akan melanjutkan ke Perguruan Tinggi kemudian menjadi seorang yang terdidik .
Dan saya mendapatkan shift yang pertama. Shift pertama itu hari Minggu tanggal 17 November 2013. Di shift pertama ada sekitar 20 orang. Sebelum berangkat kita berkumpul dulu di kampus E jam 08.00 WIB. Setelah semuanya sudah  kumpul. Tepat pukul  09.30 WIB kita menuju lokasi yang sudah di tentukan. Jam 11.00 WIB kita sudah sampai dilokasi. Dan lokasinya itu dekat sekali dengan pasar. Jadi kita parkir dihalaman pasar karena lokasi yang kita kunjungin tidak mungkin bisa memasuki motor dengan kawasannya yang rawan  banjir, kita juga tidak mau mengganggu keresahan masyarakat disana, Lalu kita berjalan kurang lebih 1 Km, di perjalanan kami melewati pasar, rumah yang kurang layak untuk di huni, bahkan jalan akses kesana sangat becek, karena semalem habis hujan. Dan di daerah sana memang sering terkena banjir. Setelah sampai dilokasinya, saya sangat terkejut karena sekolah disana memang benar-benar sangat sempit sekali. Tapi saya sangat takjub dengan anak-anak kecil disana. Karena kemauan dan semangat meraka untuk menimba ilmu sangat tinggi. Disana kita mengadakan permainan layaknya anak di bawah umur untuk menambah kreatifitas anak-anak tersebut. Seperti bernyanyi, menari, menggambar. Dan kita juga memberikan sebuah makanan kecil untuk anak-anak disana.
Pukul 14.00 WIB acara selesai dan kita kembali kerumah masing-masing. Dan dari kegiatan tersebut dapat ditarik kesimpulan. Jika ada kemauan untuk belajar kita pasti bisa meskipun kita kekurangan biaya banyak jalan menuju Roma, Jangan meyerah soal biaya untuk belajar tetap semangat menjadi orang yang berguna di masyarakat.

Senin, 21 Oktober 2013

Permasalahan Sosial di Kota-Kota Besar di Indonesia dan Jalan Keluarnya


Ilustrasi masalah sosial


Masalah sosial merupakan suatu kondisi yang terlahir dari sebuah keadaan masyarakat yang tidak ideal. Artinya, selama dalam suatu masyarakat masih dijumpai adanya kebutuhan masyarakat yang tidak terpenuhi secara merata, maka masalah sosial akan selalu ada. Dalam kehidupan masyarakat yang heterogen seperti di Indonesia, tentu akan banyak sekali dijumpai permasalahan sosial.
Apalagi masyarakat di lihat dari jumlah penduduk dan keragaman suku budayanya, ini fakta ini bisa menimbulkan konflik dan masalah sosial yang berkembang di masyarakat.  Secara logika negara yang terdiri dari beragam suku memiliki potensi masalah sosial yang begitu tinggi.  Kalau konflik seperti ini tak ditangani dengan baik memicu masalah yang lebih besar lagi.

Definisi Masalah Sosial 
Soerjono Soekanto mendefinisikan masalah sosial sebagai suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Unsur-unsur yang ada di masyarakat dapat menimbulkan gangguan terhadap hubungan sosial jika mengalami suatu gesekan atau bentrokan. Akibatnya, kehidupan suatu masyarakat atau kelompok akan goyah.
Masalah sosial ini muncul seiring dengan terjadinya perbedaan yang signifikan antara nilai dalam masyarakat dengan realita atau kenyataan yang terjadi di lapangan. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh masyarakat sendiri, biasanya oleh lembaga yang memang memiliki kewenangan khusus, seperti tokoh masyarakat, musyawarah masyarakat, organisasi sosial, atau pemerintah.

Jenis-jenis Masalah Sosial 
Masalah sosial yang ditemui di masyarakat biasanya sangat beragam. Namun, dari keberagaman itu sebenarnya masalah sosial ini dapat dikategorikan ke dalam empat faktor penyebab utamanya, yakni sebagai berikut.

1. Faktor Ekonomi 
Masalah ini timbul karena pemicunya  dari faktor negara, biasanya berupakemiskinan, pengangguran, dan sebagainya. Masalah sosial jenis ini yang paling bertanggung jawab adalah pemerintah.  Seperti yang pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1997 sampai 1998 dimana pada masa itu terjadi krisis moneter di Asia Tenggara, yang menyebabkan inflasi besar-besar di Indonesia, Thailand dan Malaysia.  Ekonomi Indonesia diambang kebangkrutan akibatnya terjadi PHK besar-besaran pada industri manufaktur dan perbankan, dan ditambah lagi situasi politik  dalam negeri menjadi kacau. Faktor ekonomi juga berkaitan dengan dinamika politik dalam negeri maupun luar negeri.   
Faktor ekonomi pada kalangan masyarakat kelas bawah, bisa berkembang menjadi tindakan kriminalitas.  Sedangkan pada kalangan atas dan birokrat biasanya melakukan tindakan kejahatan kerah putih.

2. Faktor Budaya 
Budaya yang berkembang pada masyarakat memiliki peran banyak  pemicu masalah sosial. Seperti  kebiasaan ijon pada pertanian, pernikahan dini, upacara adat yang terlalu mewah dan berlebihan, kawin cerai, kenakalanremaja, dan sebagainya.  Penyelesaian masalah sosial karena faktor budaya dilakukan secara hati-hati agar tak terjadi resitensi dari anggota masyarakat. Tindakan pelurusan budaya dilakukan oleh orang yang memiliki wawasan budaya, atau malah lebih baik dari kalangan generasi muda.

3. Faktor Biologis 
Dahulu masyarakat masih sering mengenal perkawinan sedarah, sehingga menghasilkan keturunan /generasi yang tak sempurna,  seperti cacat fisik maupun lemah IQ, generasi hasil perkawinan sedarah ini yang menimbulkan masalah sosial.  Namun rasanya faktor biologis atau keturunan, sekarang sudah berkurang.  Biasanya berupa penyakit menular, keracunan makanan, dan sebagainya.

4. Faktor Psikologis
Masalah sosial dikarena faktor psikologi, kerap melanda masyarakat perkotaan. Masalah ini timbul karena faktor beban hidup di kota besar lebih berat, pekerjaan yang membikin stress, memicu meraka cepat marah dan terkadang timbul konflik antara tetangga.  Lihat saja prilaku pengendara mobil dan sepeda motor diperkotaan, ternyata bisa merubah karakter sifat manusia. 

Penyelesaian Masalah Sosial
Keberadaan masalah sosial di tengah kehidupan masyarakat dapat diketahui dengan melakukan beberapa proses dan tahapan analitis. Tahapan analitis ini dilakukan dengan melakukan diagnosis. Adapun proses pendiagnosisan masalah sosial ini dapat dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan, yakni person blame approach dan system blame approach.
Person blame approach adalah pendekatan untuk memahami masalah sosial yang berada pada level individu. Artinya, yang menjadi unit analisis utamanya adalah si individu itu. Dari proses analisis ini dapat diketahui penyebab terjadinya masalah sosial pada level individu. Biasanya, penyebab masalahsosial di level ini berupa kondisi fisik maupun psikis dari tiap-tiap individu.
Sementara itu, pendekatan kedua, yakni system blame approach, merupakan sebuah pendekatan yang menjadikan sebuah sistem yang digunakan dalam masyarakat sebagai unit analisis utamanya. Dari dua pendekatan tadi dapat disimpulkan bahwa masalah sosial ini bisa muncul karena adanya “kesalahan” individu dan “kesalahan” sistem dalam sebuah masyarakat.

Upaya Pemecahan Masalah Sosial 
Masalah sosial sebagai sebuah kondisi atau keadaan suatu masyarakat yang dapat mengganggu perwujudan kesejahteraan sosial tentu membutuhkan suatu penanganan , perbaikan, dan perubahan. Nah upaya penanganan masalah sosial ini harus dilakukan dengan melibatkan pemerintah dan masyarakat itu sendiri agar hasilnya maksimal.
Upaya pemecahan masalah sosial ini dapat dilakukan dengan dua cara.Pertama, negara membuat suatu kebijakan sosial yang benar-benar akurat yang didasarkan pada data dan informasi terkini. Kedua, masalah sosial ini dapat dipecahkan dengan melakukan tindakan bersama oleh masyarakat sehingga tercipta sebuah kondisi masyarakat yang lebih ideal.
Sebagaimana teori yang diungkapkan oleh Kotler, bahwa manusia dapat dengan mudah melakukan perbaikan terhadap kondisi kehidupan sosialnya asalkan mau dan mampu mengorganisir segala tindakan secara kolektif.

Kemiskinan Menjadi Masalah Global
Salah satu masalah sosial yang paling pelik adalah kemiskinan/poverty. Kemiskinan dan kebodohan menjadi batu sandung program pembangunan bangsa.  Berawal dari keterpurukan ekonomi sebagian masyarakat, secara langsung ada keterkaitan dengan berbagai masalah sosial lainnya.  Seperti kejahatan, portitusi, penjualan anak dan lain sebagainya.
Kemiskinan bukan lagi masalah daerah, melainkan sudah menjadi problem dunia.  Oleh karena itu PBB giat merancang program pengentasan kemiskinan global.  Program ini dimasukan dalam  salah satu butir agenda program  MDG’s  kepanjangan dari Millenium Development Goals yang artinya tujuan pembangunan millenium. MDGs merupakan program jangka panjang minimal pada tahun 2015 masalah-masalah sosial diberbagai negara ketiga.  

Serangkaian Aksi Pengentasan Kemiskinan Global
Masalah kemiskinan memang menjadi pekerjaan rumah pemerintah, termasuk Indonesia, yang tingkat kemiskinan hampir setengahnya dari total jumlah penduduknya. Guna menaikan taraf hidup masyarakat miskin di Indonesia, ada serangkaian program yang ditawarkan oleh pemerintah dibantu dengan lembaga swadaya masyarakat. Berikut ini merupakan program pengentasan kemiskinan.
·      Bantuan kesehatan
Mahalnya biaya pengobatan merupakan salah satu kendala bagi masyarakat kurang  mampu. Pemerintah menganggarkan ABPN untuk alokasi kesehatan bagi masyarkat miskin, jadi mereka bisa berobat gratis ke rumah sakit negeri maupun puskesmas. Jadi caranya masyarakat kurang mampu didata satu persatu, kemudian diberi kartu tanda pengobatan gratis rawat inap maupun rawat jalan pada rumah sakit negeri yang ditunjuk. Diselenggarakan program pengobatan gratis berarti ikut meringankan beban masyarakat miskin.  
·      Bantuan Pangan
Bantuan pangan bagi masyarakat miskin desa maupun kota adalah bagian dari aksi membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat golongan tak mampu. Caranya adalah pemerintah memberikan subsidi beras murah, selain itu juga sembilan bahan pokok lainnya. Yang menyelenggarakan pemberian bantuan beras murah adalah Bulog yang disalurkan melalui desa-desa maupun kelurahan.   
·      Pelatihan ketrampilan.
Selain memberikan bantuan pangan maupun kesehatan, program yang tak kalah pentingnya adalah pelatihan life skill kepada masyarakat kurang mampu. Diharapkan setelah mereka menguasai ilmu ketrampilan, bisa mandiri mencari uang sendiri dengan bekal ilmu yang telah dikuasainya.  Bentuk pelatihannya adalah otomotif, ternak, garment, elektronik, pertukangan dan lain sebagainya.  
·      Pemberian modal usaha
Pemberian modal usaha bagi kalangan masyarakat menengah ke bawah merupakan usaha yang cukup bijak untuk mendorong mereka berwirausaha. Pemerintah harus mendorong mereka untuk berniaga, dengan cara pelatihan dasar bagaimana cara berbisnis, mengelola modal dan lain sebagainya. Modal usaha untuk UKM biasanya bunganya lebih ringan, tanpa agunan dan pembayaran kreditnya bisa diatur.
·      Pendidikan gratis
Kebodohan merupakan pangkal dari kemiskinan. Oleh karena itu  pendidikan merupakan kunci utama memotong rantai kemiskinan di mana saja termasuk di Indonesia yang tingkat kemiskinannya tinggi. Pendidikan merupakan hak bagi masyarakat Indonesia. Sedangkan Pemerintah berkewajiban menyediakan pendidikan gratis, minimal pendidikan murah. Terutama pada anak-anak, harus mengenyam pendidikan dasar dari SD sampai SMA.

Berbagai Masalah Sosial yang Dihadapi Indonesia
Indonesia saat ini termasuk salah satu negara yang masih dalam taraf perkembangan atau disebut dengan negara berkembang. Tidak jauh berbeda dengan negara berkembang lain di dunia, Indonesia juga sering menghadapi berbagai macam masalah yang kadangkala bisa menghambat kemajuan. Salah satu yang paling kentara dan menjadi problem yang serius adalah masalah sosial.
Masalah yang kadangkala juga punya hubungan dengan budaya suatu daerah ini memang menjadi semacam virus atau penyakit yang sering kambuh, misalnya pada ada suatu masalah sosial yang sudah bisa terselesaikan.
Namun pada sisi yang lain efek dari masalah ini masih ada dan harus ditanggung oleh masyarakat. Dan setelah efek ini sudah bisa diminimalkan muncul permasalahan serupa di daerah lain yang cara penanganannya kadangkala memerlukan teknik yang berbeda sesuai dengan budaya yang ada di daerah tersebut.
Kemudian contoh yang lain lagi adalah masyarakat menganggap ada suatu masalah sosial di suatu daerah. Namun masyarakat di daerah terebut menganggap bila yang terjadi di daerahnya bukan merupakan suatu masalah karena telah menjadi bagian dari budaya mereka.
Padahal secara kasat mata apa yang dinamakan budaya ini bisa menimbulkan kerugian bagi pihak lain dan menghambat suatu program yang sedang dijalankan. Hal inilah yang sering terjadi di negara negara berkembang termasuk negara kita Indonesia.
Inilah beberapa masalah sosial yang terjadi di tanah air.

Masalah Sosial Indonesia - Kemiskinan
Meski saat ini angka pertumbuhan ekonomi bangsa kita terus menunjukan grafik kenaikan namun pada kenyataannya masih banyak masyarakat di sekitar kita yang hidupnya masih berada di bawah standar yang layak. Ini menjadi masalah sosial yang bisa kita temukan dengan mudah baik di daerah pedesaan maupun perkotaan.
Seseorang disebut miskin apabila ia tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar ini dijabarkan menjadi sandang, papan, pangan, kesehatan, dan pendidikan (walaupun di negara maju kesehatan dan pendidikan umumnya ditanggung negara).
Menurut ilmu sosiologi, ada beberapa hal yang menyebabkan kemiskinan:
·      Pilihan untuk menjadi (atau tetap) miskin, yang tercermin dari pola pikir, pilihan hidup, dan perilaku individu; misalnya berperilaku malas dan tidak mau berusaha.
·      Sulitnya akses untuk mendapat pendidikan yang layak dan pekerjaan.
·      Perasaan terbiasa dengan kemiskinan (karena hidup di lingkungan miskin) sehingga menganggap kemiskinan sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
·      Kemiskinan sebagai akibat dari permasalahan struktural, yaitu orang-orang miskin terjebak dalam kemiskinannya sebagai korban permasalahan struktur sosial.
Walaupun kini pemerintah mengklaim bahwa angka kemiskinan berhasil ditekan, beberapa pihak tetap skeptis karena belum ada program yang tepat dan efektif untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Beberapa usaha pemerintah mengentaskan masalah sosial ini adalah melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat atau PNPM Mandiri, berbagai pelatihan kerja cuma-cuma, hingga BLT atau Bantuan Langsung Tunai.
Akan tetapi rupanya itu semua belum cukup. Kemiskinan di negeri ini bukan sebuah permasalahan solitaire yang ada dengan sendirinya. Kemiskinan adalah sebuah efek domino dari sulitnya mendapat pendidikan layak yang berujung pada sulitnya mendapatkan pekerjaan.
Pembangunan di daerah-daerah juga menjadi akar permasalahan kemiskinan. Pembangunan yang tidak jelas dan tidak merata (karena banyaknya dana yang dikorupsi) menyebabkan masyarakat mengadu nasib di ibu kota. Kebanyakan dari mereka hanya tidak berhasil dan hidup terlunta-lunta di tengah kerasnya kehidupan Jakarta.

Masalah Sosial Indonesia - Pendidikan
Masalah pendidikan di Indonesia adalah cerita lama. Mulai dari bangunan roboh sampai anak-anak putus sekolah adalah masalah yang mendarah daging sejak dahulu. Inilah sekelumit masalah pendidikan yang ada di Indonesia:
·      Sulitnya akses pendidikan (di daerah-daerah)
·      Kurangnya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai
·      Kurangnya kualitas guru
·      Kesejahteraan guru yang sangat minim
·      Tidak relevannya kurikulum pendidikan dengan kebutuhan hidup (sebagian besar pelajaran di sekolah fokus pada teori di dalam kelas, bukannya percobaan dan pengalaman langsung)
·      Mahalnya biaya pendidikan
·      Tidak adanya kesadaran orang tua di daerah-daerah untuk menyekolahkan anaknya
Memang, beberapa sekolah di perkotaan sudah relatif maju dan memadai. Akan tetapi cobalah Anda pikirkan, apakah presentasi anak yang sekolah di sekolah eksklusif serba memadai setara dengan anak yang harus berjalan kaki berjam-jam untuk menuju sekolahnya yang reyot?
Pembangunan yang terlalu terpusat di perkotaan dan tidak merata ke daerah-daerah di Indonesia menyebabkan terjadinya permasalahan pendidikan. Adapun masyarakat miskin perkotaan tetap harus menahan keinginannya untuk mengenyam pendidikan di sekolah-sekolah yang bermutu.
Kabar baiknya, pemerintah sedang berusaha untuk meluruskan benang kusutmasalah sosial ini. Berbagai program dijalankan dengan tujuan memperbaiki pendidikan Indonesia, seperti program Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk memenuhi kebutuhan fasilitas dan sarana sekolah, program Indonesia Mengajar untuk memenuhi kebutuhan guru di pelosok, program Sertifikasi Akta IV bagi pengajar untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik, program sekolah gratis untuk membantu mereka yang tidak mampu membayar biaya pendidikan, berbagai program beasiswa, dan sebagainya.
Permasalahan pendidikan juga mencakup tidak memadainya pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus. Terbatasnya jumlah Sekolah Luar Biasa (SLB) cukup menyulitkan bagi para orang tua dengan anak berkebutuhan khusus. Namun di daerah-daerah, banyak juga orang tua yang berpikir bahwa anaknya yang ‘berbeda’ tidak perlu disekolahkan. Ini juga sepatutnya menjadi fokus pemerintah.

Masalah Sosial di Indonesia - Pengangguran
Pengangguran terkait dengan tidak seimbangnya jumlah pencari kerja dan jumlah lapangan kerja yang tersedia. Orang yang disebut pengangguran adalah mereka yang tidak memiliki sumber penghasilan sama sekali dan tengah mencari kerja. Tingkat pengangguran di Indonesia konon menurun sebanyak 6%, dari 8,12 juta orang menjadi 7,61 juta orang.
Ada beberapa jenis pengangguran, yaitu:
·      Pengangguran terbuka; yaitu mereka yang secara terang-terangan baru kehilangan pekerjaannya dan sedang berusaha mencari pekerjaan lain.
·      Pengangguran musiman; yaitu mereka yang sewaktu-waktu menganggur tetapi dalam waktu lain memiliki pekerjaan.
·      Pengangguran terselubung; yaitu mereka yang jam kerjanya kurang dari 35 jam/minggu.
·      Pengangguran struktural; yaitu mereka yang tidak mendapatkan pekerjaan karena tidak memenuhi kriteria yang dibutuhkan
·      Pengangguran sukarela; yaitu mereka yang tidak memiliki pekerjaan dan tidak berusaha mencari pekerjaan.
Untuk mengatasi pengangguran, pemerintah banyak mengupayakan berbagai cara. Di antaranya adalah dengan menyediakan kursus pelatihan kerja di dinas tenaga kerja daerah, memacu anak muda (dan pengangguran) untuk berwiraswasta dan meminjamkan dana dengan bunga rendah (bahkan tanpa bunga), dan sebagainya.
Pengangguran, selain menimbulkan efek ekonomis bagi para pelakunya, juga menimbulkan efek psikologis. Menjadi pengangguran sering kali dianggap aib, walaupun pelaku terpaksa menjadi pengangguran karena memang tidak ada perusahaan yang menerimanya bekerja.

Berbagai Masalah Sosial Lain yang Terjadi di Indonesia
Selain ketiga masalah sosial di atas, ada masalah-masalah sosial lain yang harus segera diberantas guna memaksimalkan pembangunan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Inilah beberapa di antaranya:

1. Kesenjangan Sosial
Masalah sosial ini juga bisa menimbulkan efek yang lain. Misalnya terdapat perbedaan yang sangat mencolok antara orang yang mampu dan kelebihan harta serta orang yang hidupnya selalu dalam kondisi yang pas-pasan saja. Hal ini bisa menimbulkan rasa kecemburuan yang tinggi sehingga menghilangkan rasa persaudaraan di masyarakat.  Ini juga dapat memacu terjadinya tindakan kriminal.

2. Kemacetan Lalu Lintas
Masalah sosial yang satu ini lebih sering terjadi terutama di kota-kota besar. Padahal efek dari kemacetan ini juga bisa menimbulkan kerugian yang cukup besar. Misalnya karena harus antri di keramaian lalu lintas orang akan kehilangan waktu untuk bekerja atau kegiatan lain yang bersifat produktif.  Kemacetan lalu lintas bisa dianggap sebagai masalah sosial karena akar permasalahan kemacetan adalah sikap pengguna jalan raya yang tidak disiplin mematuhi rambu dan bertingkah seenaknya saja.

3. Disiplin yang Kurang
Hal ini menjadi masalah sosial yang paling punya pengaruh terhadap kemajuan suatu wilayah atau negara. Namun untuk menangani masalah yang satu ini memang dibutuhkan kerja keras dan waktu yang cukup lama. Karena untuk menghilangkan problem yang kadangkala sudah menjadi budaya ini butuh pemahaman yang cukup dalam warga.

4. Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
KKN adalah masalah sosial yang relatif terjadi merata di berbagai lapisan masyarakat, mulai dari pejabat pemerintahan hingga pegawai kecil di daerah pernah melakukan KKN, sebesar apa pun jumlahnya. KKN harus segera diberantas jika ingin masyarakat hidup sejahtera dan negara ini semakin maju.
Demikianlah sekilas tentang beberapa masalah sosial yang sedang di hadapi bangsa kita. Semoga masalah penghambat kemajuan ini bisa segera terselesaikan sehingga kita bisa menjadi bangsa yang besar, makmur dan sejahtera.